Indira Pratyaksa Yukthi: Menjadi Praktisi di Bidang Industri dan Organisasi Saat Ini

Indira Pratyaksa Yukthi merupakan salah satu alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1995 yang saat ini menjabat sebagai Vice President Corporate Culture & Business Partner PT. Pertamina (Persero). Jurusan Psikologi dipilih Indira untuk ia tekuni karena beberapa pertimbangan, yakni jurusan Psikologi pada waktu itu belum terkenal dan menjadi jurusan favorit seperti saat ini, sehingga persaingan yang ada tidak akan lebih ketat daripada jurusan Akuntansi yang saat itu sedang naik daun. Tidak hanya itu, alumni yang berasal dari Dumai, Riau ini juga berfikir bahwa alumni psikologi akan memiliki peran strategis serta prospek kebutuhan alumni yang lebih tinggi di masa depan. Alumnus yang diterima melalui jalur Penjaringan Bibit Unggul Daerah (PBUD) ini mengaku menikmati proses perkuliahan, seperti mengikuti praktikum, yang memberikan wadah bagi Indira untuk mengasah kemampuan presentasi, persuasi, konseling juga mengembangkan networking.

 

Setelah lulus studi sarjana, pada tahun 2000, Indira melanjutkan kuliah profesi Psikolog di Fakultas Psikologi UGM karena ia berkeinginan untuk menjadi seorang psikolog. Namun demikian rencana tersebut berubah ketika ia memilih bergabung dengan PT. Pertamina (Persero) pada tahun 2003 yang membawa Indira memulai kariernya sebagai praktisi di bidang Human Resources (HR). Bidang ini merupakan bidang yang berkaitan erat dengan ilmu Psikologi karena bersentuhan dengan sumber daya manusia, sehingga ia tetap menyukai kariernya tersebut. Menjadi praktisi HR tidak membuatnya terlepas begitu saja dari ranah akademik. Hal ini dibuktikan dari proyek yang pernah ia adakan bersama para dosen dari Fakultas Psikologi UGM. Proyek yang bertujuan untuk melakukan pemetaan kemampuan psikologis pekerja tersebut membuat Indira tetap belajar sekaligus bekerja dengan dosen Fakultas Psikologi UGM. Tidak hanya itu, menjadi praktisi di bidang HR juga membuatnya tetap mengaplikasikan berbagai pendekatan psikologi di dunia kerja hingga praktik-praktik ilmu psikologi, seperti menyiapkan alat tes untuk rekrutmen, merancang kamus kompetensi perilaku kepemimpinan, melakukan survey kepuasan pekerja, program konseling pekerja, dan lain sebagainya.

Bekal ilmu dari bangku kuliah tidaklah cukup untuk menjadi praktisi yang baik di bidang Industri dan Organisasi maupun di bidang lainnya. Para pencari kerja harus mempertajam kemampuan industri dan organisasi terutama yang berkaitan dengan tempat kerja seperti memahami visi, misi, strategi maupun perencanaan bisnis, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal tersebut bertujuan agar kebijakan terkait sumber daya manusia yang dibuat menjadi relevan dengan kebijakan perusahaan. Dalam menjalankan karier di bidang HR, mengembangkan networking internal maupun eksternal organisasi juga penting untuk dilakukan, karena melalui networking dapat mempermudah pekerjaan serta memaksimalkan hasil kerja.

Sukses menjalani karier hingga mencapai jabatannya saat ini tidak lepas dari prinsip, motto serta nilai hidup yang dipegang teguh oleh Indira. Dalam menjalani pekerjaannya, Indira berprinsip untuk selalu memberikan yang terbaik bagi perusahaan, karena bekerja adalah ibadah. Sehingga dapat diibaratkan ketika atasan minta satu, saya usahakan memberi minimal dua atau lebih. Prinsip ini menjadi salah satu kunci keberhasilan karena terdapat kesungguhan, standar yang tinggi, berorientasi pada prestasi dan menjadi pekerja yang dapat diandalkan. Tidak hanya itu, ia juga memiliki nilai serta motto hidup untuk menjadi manusia yang berguna dan selalu memperbaiki diri, tidak menyia-nyiakan waktu, selalu bersyukur dan tidak pernah berhenti belajar.

Dengan pengalaman yang banyak dan beragam, ia juga memberikan pesan bagi teman-teman alumni muda maupun mahasiswa dalam menghadapi kondisi saat ini maupun di masa yang akan datang. Pertama, setiap pencari kerja harus menentukan visinya sendiri yang kemudian diselaraskan dengan visi organisasi yang dituju, misalnya apakah seseorang telah sesuai dengan visi perusahaan? Kedua, berkaitan dengan tantangan dunia industri saat ini berada di situasi Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity (VUCA). Sebagai seorang talent di tengah kondisi VUCA ini, satu keahlian saja tidak dapat dirasa cukup, sehingga harus tetap belajar untuk mengembangkan berbagai keahlian, misalnya seperti pengalaman berorganisasi, kemampuan memimpin dan dipimpin, keahlian di bidang teknologi hingga kemampuan beradaptasi yang cepat. (Anjuni)