Niken Rarasati: Mengubah Mimpi Menjadi Prestasi

Ketertarikan dengan dunia pendidikan dan anak-anak menghantarkan Niken Rarasati, yang akrab disapa Rasti, untuk meniti kariernya saat ini. Sejak kecil, alumni angkatan 2009 ini sudah menyalurkan ketertarikannya pada dunia anak-anak lewat mendongeng di berbagai acara anak-anak dan stasiun radio. Pada saat itu, ia pun bertekad untuk berkarir sebagai pendongeng saat ia dewasa nanti. Cita-cita inilah yang membuatnya memutuskan untuk memilih untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ketertarikan dan minat yang sangat besar untuk mempelajari ilmu psikologi membuatnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan senior mengenai ilmu yang telah mereka dapatkan. Bukan hanya itu, untuk menyalurkan rasa ingin tahunya yang besar mengenai pengetahuan, ia bergabung menjadi asisten peneliti dosen hingga bergabung dengan World Class Research University yang kini berganti nama menjadi Center of Indigenous and Cultural Psychology (CICP).  Berangkat dari rasa ingin tahu yang dimiliki serta pengalaman menjadi bagian dari CICP, Rasti mengubah cita-citanya menjadi seseorang yang mampu berkontribusi bagi dunia pendidikan. Kontribusi tersebut diberikan dalam bentuk penelitian sehingga mampu membantu penyusunan kebijakan yang sesuai. Selain itu, melalui penelitian yang ia lakukan ia berharap mampu menyumbangkan solusi bagi siswa, pengajar, maupun orang tua.

Selepas pendidikan sarjana, Rasti melanjutkan pendidikan magister Social Cognition di University College London (UCL). Pengalaman berkuliah ini memberi banyak inspirasi tentang pentingnya ilmu perilaku dalam mendesain sebuah kebijakan di berbagai sektor. Selama berkuliah, Rasti mempelajari bagaimana fungsi kognitif merespon situasi-situasi sosial dan sebaliknya. Ia juga mempelajari bagaimana pengetahuan akan proses kognitif dan kultur kelompok masyarakat bisa membantu seseorang untuk mendesain intervensi sosial yang sesuai dengan masyarakat tersebut. Berbagai perkuliahan yang diikuti Rasti juga membekalinya keterampilan berpikir kritis dan sistemik dalam menyelesaikan masalah. Ia mengaku, dua keterampilan inilah yang membantunya mengerjakan tantangan-tantangan yang dihadapinya di pekerjaan saat ini.

Selepas menyelesaikan pendidikan magisternya, alumni yang memegang teguh prinsip understanding people by their context ini sempat bergabung sebagai peneliti di Innovation for Indonesia’s School Children atau INOVASI. Satu setengah tahun bergabung, Rasti menambah pengalamannya dengan bergabung sebagai peneliti di sebuah badan penelitian yang bernama SMERU untuk program RISE (Research on Improving System of Education). Sebagai peneliti untuk RISE, ia mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian untuk mendiagnosis “penyakit” dalam sistem pendidikan di Indonesia dan mencari tahu hal-hal apa yang bisa dilakukan untuk menyembuhkannya. Sebagai peneliti dengan latar belakang Psikologi, kontribusinya pada penelitian tersebut adalah dengan melakukan penyusunan intrumen dan analisis psikometri. Bersama tim, ia juga menyusun sebuah toolbox yang disebut DDEA (Diagnose, Design, Evaluate, & Adapt) yang diadaptasi dari pendekatan Problem Driven Iterative Adaptation, Indigenous Psychology, dan Human-centered Design. Toolbox ini digunakan untuk memfasilitasi pemerintah-pemerintah daerah untuk melakukan diagnosis dan mendesain kebijakan atau program untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menjadi seseorang peneliti yang membuatnya banyak berinteraksi dengan masyarakat kadang membuatnya merasa lelah dan frustrasi. Alumni yang dulu pernah bergabung dengan Keluarga Rapat Sebuah Teater ini kadang merasa lelah dan frustrasi dengan proses penyelesaian masalah pendidikan di Indonesia yang prosesnya harus dilakukan secara mendalam dan berulang serta jawabannya tidak ada di dalam literatur yang selama ini digunakan. Mengatasi hal ini, Rasti mencoba untuk selalu berempati dan membangun mindset knowing nothing” dan senantiasa berusaha berempati agar mampu memahami masyarakat lebih baik sehingga mampu menyusun intervensi yang sesuai. Sebagai seorang alumni dengan berbagai pengalaman di bidang penelitian ia berpesan untuk mahasiswa maupun alumni muda untuk lebih banyak bergaul interdisipliner yang berkaitan dengan isu yang diminati. Bukan hanya itu, untuk menumbuhkan minat juga memupuk rasa ingin tahu, kita dapat mengambil mata kuliah lintas jurusan, melakukan magang maupun bergabung dengan beragam komunitas kegiatan sosial yang selaras dengan minat dan impian-impian kita. (Anjuni)