I Made Agus Dwiatmika: Berkarier Sepenuh Hati, Berintegritas dan Mengedepankan Keterbukaan Pemikiran

I Made Agus Dwiatmika merupakan salah satu alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang berkarier di bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Beragam pengalaman selama menjalani pendidikan di Fakultas Psikologi UGM membentuknya menjadi sosok seperti sekarang. Misalnya aktivitas perkuliahan hingga kegiatan majalah mahasiswa “Balairung” yang sangat padat melatihnya untuk dapat membagi waktu dengan tepat, sehingga kedua kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Pengalaman tersebut membuatnya terbiasa dan tidak terkejut dengan padatnya aktivitas pekerjaan saat ini.

Pada artikel profil alumni ini, alumni yang sering disapa Apong ini membagikan kisah perjalanan kariernya yang terbilang unik. Apong memulai karier sebagai staf di United Tractors di saat ia masih menunggu jadwal untuk sidang skripsi. Meskipun telah bekerja, dengan tekad kuat dan keyakinannya, Apong berhasil lulus dengan nilai memuaskan. Selang beberapa tahun bekerja sebagai human capital di United Tractors, Apong mendapatkan tawaran untuk bekerja di sebuah perusahaan tambang dengan posisi yang lebih menantang.

Tidak lama berkarier di perusahaan tambang, Apong memutuskan untuk resign dan menjalankan konsultan yang berfokus pada sumber daya manusia bersama dengan rekan-rekannya. Melalui kegiatannya sebagai konsultan sekaligus menjalankan perusahaan sendiri, Apong berkesempatan untuk bekerja sama dengan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berfokus pada resort management, yakni Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang dahulu bernama Bali Tourism Development Corporation (BTDC). Pada kerja sama tersebut, ia akan memfasilitasi transformasi BTDC menjadi ITDC yang tidak hanya mengembangkan pariwisata di Kawasan Nusa Dua, tetapi berbagai area lain di Indonesia. Dengan kerja sama yang telah terjalin, Apong mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan ITDC untuk menjadi eksekutor pada transformasi tersebut. Meskipun demikian, ia tidak langsung bergabung dengan ITDC mengingat perbedaan budaya organisasi, budaya komunitas, serta area kerja yang tidak sama dengan area domisilinya saat itu. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, dibukanya kantor pusat ITDC di Jakarta, hingga dorongan serta dukungan dari orang-orang terdekat membuatnya bersedia untuk bergabung dan merasakan hal baru di perusahaan tersebut.

Menjalani karier di sebuah perusahaan baru dengan budaya organisasi yang berbeda sudah pasti memberikan tantangan tersendiri, terlebih pada perusahaan yang sedang melakukan transformasi. Kondisi tersebut juga dialami oleh Apong yang sempat mengalami beragam kendala pada awal perjalanannya di perusahaan ini. Selain itu, ia yang merupakan sosok di ITDC baru ditugaskan untuk mengubah mindset hingga sistem kerja di ITDC, mendesain anggaran, dan mengatur arah dan tujuan organisasi ini khususnya dari sisi strategi human capital. Tugas yang diemban Apong dalam rangka transformasi tersebut mau tidak mau membuat sebagian merasa tidak nyaman, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuknya. Beragam perbedaan dan juga tantangan tersebut sempat membuatnya merasa tidak sanggup dan hampir saja menyerah. Akan tetapi, ia tetap bertahan karena dukungan dari teman juga istrinya untuk tidak menyerah dengan keadaan yang ia alami saat itu.

Menjalani kariernya yang selalu berada di area Human Capital sejak awal karier hingga saat ini tidak membuatnya menutup mata dengan perubahan-perubahan terkait pekerjaan maupun hal lain di sekitarnya. Misalnya saja seperti pada masa pandemik Covid-19 yang membuatnya harus berfikir secara terbuka dan adaptif. Selain open minded, hal lain yang harus dimiliki ketika bekerja adalah integritas serta bekerja dengan sepenuh hati. Perjalanan karier Apong dari staf hingga jabatannya saat ini mengajarkan bahwa integritas memiliki peran sangat penting bagi kesuksesan pekerja. Hal ini dikarenakan ia merasa bahwa semakin tinggi kewenangan yang dimiliki individu, maka semakin besar kesempatan untuk berperilaku tidak jujur. Dengan integritas yang ada, kita dapat dijauhkan dari perilaku tidak baik tersebut. Selain open minded dan berintegritas, bekerja sepenuh hati juga perlu untuk diterapkan. Hal tersebut dikarenakan ia menyadari bahwa hasil kerja maupun jabatan yang dimiliki dapat hilang dalam sekejap jika tidak dikerjakan sepenuh hati dengan tetap menjaga integritasnya.

Berdasarkan kisah yang dibagikan oleh Apong, kita dapat mengetahui lika-liku perjalanan pendidikan serta karier selepas ia menamatkan pendidikan di Fakultas Psikologi UGM hingga kariernya saat ini. Melalui kisah tersebut kita dapat belajar banyak terkait dunia kerja. Misalnya saja memiliki pemikiran terbuka, menjaga integritas dan selalu bekerja sepenuh hati diperlukan agar kita dapat survive di dunia kerja. Tidak hanya itu, Apong juga menyampaikan bahwa dalam bekerja, kita tetap perlu mengikuti minat kita dan juga mempertimbangkan idealisme di dalam diri kita. (Anjuni)