Berkiprah di bidang manajemen kebencanaan dan pemberdayaan masyarakat mungkin tidak banyak dilirik oleh mahasiswa maupun lulusan muda Psikologi. Namun berbeda dengan Pradytia Putri Pertiwi yang memutuskan menjadi praktisi juga peneliti untuk memberdayakan penyandang disabilitas sehingga tangguh menghadapi bencana.
Pradytia Putri Pertiwi merupakan salah satu alumni Fakultas Psikologi UGM yang menamatkan jenjang sarjana pada tahun 2007 dengan spesifikasi pada bidang Psikologi Sosial. Selama menjalani pendidikan sarjana, Pradytia mengikuti kegiatan mahasiswa yakni Badan Pers Mahasiswa Psikomedia sejak tahun 2003 hingga 2007. Selama bergabung dengan Psikomedia, Pradytia belajar mendalami isu sosial dari pengalaman wawancara di lapangan. Tidak hanya aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, Pradytia juga sempat menjadi asisten praktikum, asisten Unit Publikasi dan Unit Pengembangan Teknologi Belajar dari tahun 2005 hingga 2007, dan asisten penelitian interdisipliner yang dipimpin Dr. Bagus Riyono, M.A.
Beragam kegiatan di dunia perkuliahan memberikan berbagai pengalaman dan pelajaran berharga yang turut andil dalam perjalanan karier Pradytia saat ini. Selain pengalaman-pengalaman tersebut, kegiatan KKN yang diikutinya setelah gempa Yogyakarta Mei 2006 juga mendorongnya untuk terjun di bidang kebencanaan dan disabilitas. Pradytia sempat melihat bagaimana bencana berdampak kepada masyarakat secara psikologis maupun sosial ekonomi, bahkan ada yang menjadi penyandang disabilitas karena gempa tersebut. Pradytia berpikir bagaimana caranya untuk berkontribusi agar penyandang disabilitas dapat tangguh dalam menghadapi bencana yang datang berikutnya, mengingat negara kita ini rawan bencana.
Pradytia sempat berkeinginan untuk untuk melanjutkan pendidikan di Magister Profesi selepas lulus program sarjana. Akan tetapi melalui bimbingan Alm. Dr Sugiyanto yang juga pembimbing skripsinya pada waktu itu, membuatnya berpikir ulang dan lebih memilih untuk bekerja di sebuah Non Government Organisation (NGO) yang bergerak di bidang kebencanaan yang inklusif. NGO yang dijadikan pijakan pertama dalam dunia karier adalah Abeiter Samariter Bund (ASB) yang berkantor pusat di Jerman yang juga memiliki value organisasi yang sama dengan Pradytia, yakni “Good Samaritan” atau “orang yang bermanfaat bagi orang lain”.
Berkarier di ASB sejak 2008 hingga 2017 memberikan ruang untuk menyalurkan passion dan minatnya terhadap dunia kebencanaan dan komunitas yang inklusif. Misalnya saja ia mampu menerapkan berbagai ilmu yang didapatkan di Psikologi seperti menggunakan ilmu psychology of learning untuk mendesain program pelatihan, advokasi, dan penelitian. Salah satu penelitian tersebut merupakan kolaborasi ASB dengan University of Sydney pada tahun 2013 – 2015 yang mengarahkannya pada dirinya sekarang. Sebagai manajer program, Pradytia berkesempatan untuk meneliti dampak bencana terhadap penyandang disabilitas di lima wilayah di Indonesia dan juga menyusun instrumen untuk mengukur ketangguhan penyandang disabilitas terhadap bencana.
Bagai gayung bersambut, Pradytia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan penelitian dan juga pendidikannya di University of Sydney melalui program beasiswa LPDP. Sebagai mahasiswa yang saat ini sedang menyelesaikan program doktoral ini menyatakan bahwa ia memiliki alasan tersendiri untuk tetap melakukan penelitian di ranah disabilitas dan bencana. Sebagai seseorang yang sudah pernah menjadi praktisi serta peneliti, ia sadar betul bahwa penelitian dibidang ini sangat diperlukan untuk mengembangkan program yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas dan membuka kesempatan bagi mereka untuk terlibat langsung dalam pembangunan. Pradytia mengaku bahwa terdapat beberapa perbedaan ketika ia menjadi peneliti dan praktisi, yakni saat menjadi praktisi, penelitian lebih ditekankan untuk memahami akar masalah di lapangan.
Melihat perjalanan karier yang panjang, sudah pasti banyak pengalaman ia lalui. Sebagai seorang development practitionnaire maupun peneliti ia memegang prinsip bahwa change takes time and effort dan dari itu ia belajar bahwa untuk melakukan perubahan harus tahu akar permasalahannya. Berangkat dari prinsip terebut, ia yakin bahwa mendekatkan penelitian dan pemberdayaan merupakan sesuatu yang penting ketika menekuni bidang ini. Dan itulah yang ia lakukan selama kuliah S3, Pradytia aktif menuliskan hasil penelitiannya menjadi artikel jurnal yang diterbitkan di beberapa jurnal internasional Q1 seperti Disability & Society dan International Journal for Disaster Risk Reduction. Selain itu, ia juga aktif menulis opinion piece, seperti contohnya artikel berjudul Three ways to encourage people with disabilities to be involved in leading disaster response diterbitkan oleh portal media internasional The Conversation dalam rangka peringatan Hari Disabilitas International 3 Desember 2019.
Sebagai seseorang yang telah malang melintang di dunia kebencanaan yang bersifat inklusif, Pradytia menyatakan bahwa sebenarnya penanggulangan bencana inklusif yang diterapkan Indonesia sudah termasuk yang terdepan. Meskipun demikian, masih membutuhkan penyempurnaan melalui penelitian mengingat terbatasnya kajian keilmuan bidang tersebut. Selain itu, diperlukan pula peningkatan kerja sama antara stakeholder terkait dengan penyandang disabilitas baik dalam perencanaan maupun implementasi. Untuk mendukung hal ini, tentunya diperlukan keterlibatan ilmuwan mengingat pengetahuan ini masih perlu digali lebih dalam lagi. Berkaitan dengan kebutuhan tersebut, Pradytia ingin melanjutkan karier sebagai dosen dan berharap agar semakin banyak mahasiswa maupun alumni muda Psikologi terjun di bidang kebencanaan. (Anjuni)