Umumnya, bagi alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, bekerja di dalam HRD perusahaan merupakan opsi karir yang cukup menjanjikan. Hal tersebut tidak jauh berbeda dari salah satu alumni yang kami wawancarai ini. Dedikasi beliau di dalam dunia HRD menghantarkannya untuk mencapai posisi prestisius di lebih dari satu perusahaan. Tercatat, beliau pernah menjabat tiga kali manager HRD, satu kali konsultan HRD, dan satu kali HRD GA supervisor pada lima perusahaan yang berbeda. Beliau tidak lain bernama Krisno Dewanto, alumni Fakultas Psikologi UGM angkatan 82.
Uniknya, Krisno Dewanto semasa kuliah tidak pernah membayangkan akan memiliki karir di bidang Psikologi. Krisno muda dahulu bercita-cita untuk berkuliah di jurusan Arsitektur karena beliau sangat suka menggambar, merancang, dan membangun. Namun, hasil ujian masuk universitas berkata lain bahwa Krisno harus menempuh pendidikan di jurusan Psikologi. Belajar sesuatu yang tidak diharapkan tampaknya berpengaruh pada performa studi beliau. Menurut Krisno, IPK yang dimiliki semasa ia kuliah adalah ‘pas-pasan’. Beliau juga mengaku tidak menikmati belajar di Psikologi. Puncak ketidakantusiasan beliau terjadi saat beliau menyelesaikan studi. Semasa kuliah beliau banyak fokus mengerjakan proyek desain sehingga harus menunda pengerjaan skripsi. Akan tetapi, akhirnya beliau mampu menyelesaikan studi setelah diberi peringatan kampus.
Manfaat mempelajari ilmi Psikologi telah Krisno rasakan selepas menyelesaikan bangku kuliah. Bagi beliau, ilmu yang dipelajari membuat beliau menjadi lebih humanis. Ketika berinteraksi dengan lingkungan kerja, beliau merasa lebih bisa menangani orang dengan berbagai masalah dan orang tersebut merasa nyaman. Oleh karenanya, tidak sedikit kolega kerja yang berkonsultasi dengan beliau. Dengan ilmu yang dimiliki, beliau bisa mengetahui bagaimana melakukan pendekatan tertentu terhadap orang dengan karakter dan kehalian berbeda demi membentuk sebuah lingkungan kerja yang sinergis. Psikologi bagi beliau juga berguna untuk menghadapi karyawan yang melakukan penyimpangan. Dengan ilmu yang dipelajari, beliau mampu bagaimana menginterogasi karyawan dengan cara ‘halus’ dan tidak mendesak.
Setelah cukup puas memiliki berbagai pengalaman di dunia HRD, Krisno Dewanto memutuskan untuk pensiun di usia 55 tahun. Meskipun telah pensiun, beliau masih punya beberapa mimpi yang ingin dicapai. Beliau berharap agar bisa menulis buku yang bercerita mengenai pengalaman beliau. Beliau juga ingin menikmati masa pensiun dengan liburan ke negara-negara yang belum pernah beliau kunjungi. Selain itu, beliau berharap memiliki usaha sendiri dan bercerita banyak dengan pelanggan.
Krisno Dewanto berpesan kepada mahasiswa Psikologi UGM bahwa ilmu Psikologi akan terus dibutuhkan ke depannya sehingga alumni Fakultas Psikologi UGM tidak perlu khawatir akan peluang kerja. Menurut beliau, selama masih ada manusia, di situ Psikologi dibutuhkan. Beliau berpesan kepada mahasiswa agar jangan hanya fokus kuliah, tetapi juga berorganisasi. Selain itu, penting bagi lulusan yang telah terjun di dalam dunia kerja agar teliti dalam mempersiapkan hari tua sejak dini. (Hanif)