Dra. Retno Indaryati, M.Kes, Psikolog merupakan salah seorang alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang mengembangkan karirnya di wilayah Bali. Pada Rabu, 12/9, kami berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Retno terkait kiprah beliau sebagai seorang lulusan Fakultas Psikologi UGM . Berikut merupakan kisah beliau.
Wanita yang akrab disapa Retno IG Kusuma ini lahir di Klaten, 15 Februari 1969. Beliau memulai pendidikannya di Fakultas Psikologi pada tahun 1987 dan menamatkannya pada tahun 1992. Saat ini Retno aktif bekerja di RSUP Sanglah, Denpasar. Selain itu, beliau memiliki sebuah yayasan dan biro psikologi yang berada di bawah nama besar Pradnyagama, sebuah yayasan yang menyediakan layanan psikologi hampir di semua bidang, seperti bidang perkembangan, pendidikan, industri dan organisasi maupun training. Selain itu, Retno juga mengajar di jurusan psikologi Universitas Udayana.
Retno bercerita bahwa semasa SMA, ia merasa senang mendengarkan banyak cerita teman-temannya. Meskipun tidak memberikan solusi, bahkan hanya untuk mendengarkan bagi Retno itu terasa menyenangkan. Hal inilah yang kemudian mendorong Retno untuk melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Selama menjalani masa kuliah, Retno aktif mengikuti organisasi yang fokus pada seni musik, seperti paduan suara dan Gadjah Mada Chamber Orchestra (GMCO). Bagi Retno, salah satu hal yang paling mengesankan selama ia menjalani perkuliahan di Psikologi adalah sapaan kepada dosen yang lebih muda, dimana kepada dosen yang lebih muda dapat dipanggil dengan Mas atau Mbak, kecuali kepada dosen yang senior. Hal ini membuat Retno merasa nyaman dan hangat sehingga tidak terasa ada jarak antara dosen dan mahasiswa.
Retno memulai karirnya segera setelah ia lulus dari Psikologi UGM. Ia mengawali karir pada tahun 1992 dengan aktif bekerja , Denpasar. Saat itu, Retno banyak terlibat dalam penanganan terhadap pasien yang menderita penyakit kronis, seperti kanker dan jantung. Selain itu, Retno juga aktif melayani anak-anak di klinik tumbuh kembang anak maupun anak-anak yang sedang mengalami masa kritis di rumah sakit Banyak terlibat dalam bidang pelayanan membuat Retno menyadari bahwa ia memiliki passion di bidang perkembangan. Retno juga banyak berperan di Yayasan Kanker Indonesia dan sempat menjadi ketua Yayasan Pembinaan Anak Cacat Bali hingga kini menjadi penasihat dalam yayasan tersebut.
Pada tahun 1997 Retno bersama seorang temannya mulai merintis biro psikologi yang awalnya direncanakan untuk melayani kebutuhan perusahaan, seperti keperluan rekrutmen dan seleksi karyawan. Namun dikarenakan krisis ekonomi yang sempat melanda Indonesia ketika itu, biro psikologi ini sepi pelanggan dari pihak perusahaan. Sebagai gantinya, biro psikologi milik Retno ini banyak didatangi oleh orang tua yang berkonsultasi mengenai permasalahan anaknya, karena selain membuka layanan untuk industri dan organisasi, terdapat pula layanan terapi untuk anak dan remaja dalam biro ini. Dari sini pula kecintaan Retno kepada anak-anak, terutama anak berkebutuhan khusus mulai berkembang, hingga akhirnya Retno memutuskan untuk membuka kelompok bermain anak-anak. Kelompok bermain ini kemudian terus berkembang hingga akhirnya Retno memiliki Yayasan Pradnyagama yang memiliki sekolah untuk anak berkebutuhan khusus di setiap jenjang, dari TK/PAUD sampai SMK.
Retno memiliki keinginan untuk dapat membangun asrama bagi siswanya, dengan harapan perkembangan dan kemajuan siswanya menjadi lebih optimal melalui fasilitas asrama ini. Selain itu, Retno juga ingin bisa membuat sebuah tempat dimana siswanya dapat mengadakan super camp dengan harga yang murah dan sesering mungkin.
Saat ditanya mengenai tips dan sarannya untuk anak muda, Retno berpesan kepada anak muda untuk lakukan apa yang mereka cintai dan cintai apa yang kamu lakukan. Dengan kecintaan itu, pada akhirnya para generasi muda akan dapat menemui jalan kesuksesannya masing-masing. (Nabila/Nokia).